SURABAYA


Bojonegoro, 1 Februari setahun yang lalu…

“Bi…besok pindah ke Dr. Askan saja yah…”

“Iya Bun…”

2 Februari 2012, maghrib

Memasuki ruangan praktek Dr. Askan dengan debar yang lebih keras dari kemarin

-pemeriksaan USG-

“Janin tidak berkembang, Ibu…anda keguguran…”

Dr. Askan mengetik ‘ABORTUS’ di alat USG.

“Apakah itu sudah pasti, Dok… maaf…maksud saya kenapa?”

“Seharusnya sekarang sudah 12 minggu tapi ini masih 9 minggu… 60% keguguran terjadi karena kelainan kromosom.”

Saya dan Abi bergantian bertanya, masih tidak menerima dengan keputusan Dr. Askan untuk sebaiknya melakukan operasi kuretase, pembersihan rahim.

Sepanjang perjalanan ke rumah, kami terdiam. Abi tak sedetikpun melepas tangan saya. Saya menangis tak bersuara. Dua kali mengalami keguguran jelas bukan hal yang mudah bisa saya terima. Sesampai di rumah kami terdiam, cukup lama, menangis… berpelukan…

“Bi… Bunda gak percaya Dr. Askan, Bunda pengen ke Dr. Pande yah…”

“Iya Bun, besok kita ke Malang, yah…”

-4 Februari 2012-

Jam 1 siang, menuju Malang… Sampai malam hari. Esoknya menelepon tempat praktek Dr. Pande,SpOG kehabisan kuota…

Kami sepakat menuju ke RKZ saja, dengan Dr. Bambang Susilo, SpOG.

“Kantong ketubannya sudah hancur, Ibu… sampai hari ini masih pendarahan yah?” Tanya Dr. Bambang simpatik

“iya, Dok… lantas apa yang selanjutnya saya lakukan?”

“Harus dikuret yah Ibu, lebih cepat lebih baik agar tidak pendarahan terus-menerus…”

Alhamdulillah hari itu kami telah siap dengan apapun keputusan finalnya. Tak ada airmata πŸ™‚

Saya menuju customer service, menanyakan harga kuretase, hmmm… cukup mahal πŸ˜€

Dalam dua hari saya dan suami mencari Rumah Sakit dengan fasilitas kuret, mencari harga yang sesuai. Sampai akhirnya kami memutuskan RS Permata Bunda, Suhat – Malang sebagai tempat operasi kuretase saya. Sebelum hari ‘eksekusi’ saya konsultasi dulu dengan Dr. Nani Nita, SpOG

-6 Februari 2012-

Waktu Maghrib. Memakai seragam operasi, dipasang selang infus, dokter anestesi memasuki kamar operasi, setelah tanya jawab Dr. Rudi, SpAn memasang selang oksigen lalu memberi suntikan obat bius total. Satu jam kemudian, saya terbangun dengan dikelilingi semua saudara. Raut wajah mereka nampak mendung, saya sapa satu persatu dengan senyum. Tak ada rasa sakit sedikitpun. Saya bersyukur karena telah menjalani operasi kuretase dengan lancar yang berarti saya bersiap untuk merencanakan kehamilan sehat saya yang selanjutnya, insya Allah πŸ™‚

Enam bulan berselang

Puasa Ramadhan hari ke-9 tahun 2012, satu hari telat menstruasi. Saya melakukan test kehamilan. Subhanallah… positif!!^^

Tak terasa sekarang sudah bulan Februari lagi πŸ™‚

Tanggal 11 Februari esok usia pernikahan kami genap 2 tahun, semoga Allah melimpahkan berkah pada keluarga kecil kami, khususnya janin yang sekarang saya kandung. Moga Allah melancarkan persalinan saya kelak… Insya Allah HPL 5 April 2012 πŸ™‚

Dan… Happy 32w, nda… πŸ™‚

Malang, 4 Februari 2012

Maafkan aku..

Jika karenaku, menginspirasimu berdusta

Jika karena foto-fotoku bersama suamiku, menginspirasimu bertindak yang sama dengan pasangan tak halalmu

Jika karena catatan-catatan bungaku tentang suamiku, kau bilang, membuatmu iri..inginmu melakukan hal yang sama

Tapi bisakan dengan pasanganmu sendiri?

Ku tak menangis bukan berarti ku tak terluka
Ku tak berteriak bukan berarti ku tak marah
Ku tak menjambak rambutmu bukan berarti ku ikhlas dgn itu

Aku hanya ingin Tuhan membuka mata hati kita, hingga bukan khilaf yang meraja, bukan nafsu yang menjajah, bukan lelucuan tak lucu yang kau bilang becanda…

Ah, memang terlalu banyak kurangku
Tak jarang banyak yang ingin memasuki celah-celahku
Sebesar apapun usahaku pasti akan ada cacat di matamu

Tak apa..
Bukankah ku terbiasa?
Berjalan dengan bisa sendiri
Tertunduk diantara pongah dan duri
Menahan menyimpan luka sendiri

Tapi kau lihat,
Aku masih bisa berdiri
Tersenyum dalam duka menari
Mengangkat wajah tegak meskipun ku telah dikebiri

Jangan berlari
Ku tak akan mengejarmu

Ambilkan saja aku cangkul
Kita kubur ini dalam-dalam

Biarkan ia hancur dan terlupa

Cepat bergerak!
Selama Tuhan masih memberi nafas

Jangan menunggu DIA murka, demi Allah…

Malang, 10-11-12

Pintamu adalah amanah

Serupa kekuatan yang melesat hingga sel darah

Pintamu adalah perintah

Yang tak pernah memaksa turun dari singgasana melepas wibawa serta tahta

Pintamu adalah bukti

Manjamu menjadi saksi

Binar matamupun tak bisa membohongi

Bahwa cinta tak cukup hanya dikata
Karena ia tak bisa sempurna
Tanpa tindakan tanpa pengorbanan

Ketika kau meminta

Luruhlah semua kerasku

Egopun menjauh

Jauh..jauh…

Pintamu mengingatkanku pada janji

Saat ku menangis di hadapan Illahi

Meminta hati yang bersih

Menjadi istri yang dicintai

Pendamping suami, penyejuk hati

Serta merta yang rapuh itu tiada

Hanya ingin yang kini meraja

Dan niat ini kembali utuh

Karena Siti Khadijah mencontohkan itu

Karena Rasul Muhammad menyuruh begitu

Maka ketika pintamu ku taat

Tak cuma senyummu ku dapat

Tapi ridho Allah yang kian mendekat

***

Sepanjang, 8 Nopember 2011 @17:50 WIB

>>untuk suamiku: Sandi Nugraha :-*

Akhir-akhir ini jadi sering terngiang bahwa kasih seorang ibu sepanjang masa bahkan cerita tentang kerelaan berkorban nyawa untuk anaknya jelas bukan dongeng belaka. Saya pernah berada di posisi ‘rela berkorban nyawa’ itu, untuk anak yang saya kandung. Ketika itu, waktu maghrib, langit senja Bojonegoro, burung-burung bercicit riuh mengitari genteng kamar kos saya.

Pendarahan tak juga berhenti, kontraksi tak kunjung henti. Kala itu saya hampir gila, entah menahan sakit, entah diliputi ketakutan akan adanya kemungkinan anak yang saya kandung tak pernah saya lihat wajahnya..betapa tidak, beberapa hari sebelum itu dokter telah memvonis calon anak saya akan gugur jika pendarahan tak kunjung berhenti.

Saat itu sudah hari ke-10, masih sama seperti hari ke-1.

Dalam senja itu saya berdoa pada Tuhan saya, saya ikhlas untuk semua rasa sakit itu karena saya tahu calon anak saya juga sudah berjuang untuk bertahan dalam rahim lemah saya, mungkin dia lebih kesakitan dari saya.

Entah dapat pikiran darimana, saat itu saya bahkan ikhlas Allah mengambil saya…saya tersenyum walaupun airmata tak pernah berhenti, saya merasa Allah berada di samping saya, meminta saya bersabar. Saya memohon Allah membagi nyawa saya untuk calon anak saya agar dia bisa bertahan, sungguh saya tak kuasa membayangkan dia berjuang diantara peluh dan darah.

Sampai akhirnya tanggal 2 Agustus 2011 pendarahan berhenti total… bersamaan dengan gugurnya calon anak saya.

Saya tak menangis, bahkan saya banyak tersenyum, bukan karena saya senang tapi karena saya tak mau menjelaskan kesedihan saya…

Ketika banyak orang yg berkata ‘kontraksi waktu keguguran itu jauh lebih sakit daripada saat melahirkan’

Saya amin-i pernyataan itu walopun memang saya belum pernah melahirkan.

Sakit kontraksi saat keguguran bisa menjadi berlipat-lipat tatkala kita sadar bahwa calon bayi yang kita rindukan tak akan lagi berada di kandungan sedang kontraksi saat persalinan bisa menjadi tak berarti tatkala kita membyangkan betapa indahnya menjadi seorang ‘ibu’.

Ah, Allah jauh lebih tahu apa yang terbaik buat hamba-Nya, saya yakin satu hari nanti saya akan dipanggil ‘bunda’ lewat bibir mungil anak saya, dalam kondisi yg jauh lebih sempurna πŸ™‚

Β 

Β 

Sepanjang – Sidoarjo, 6 September 2011, adzan Isya’

Β 

Malang, 11 Februari 2011

 

Sidoarjo, 12 Februari 2011^^

 

Sandi & Astri Wedding

 

Sighat Taklik (bapak nangis... T_T)

 

yess...^^

Jumat, 10 September 2010

Subhanallah…Alhamdulillah…

masih dipertemukan dengan Idul Fitri tahun ini πŸ™‚

Entahlah, Ramadhan 1431 H kali ini berasa cepaaatt bgt…merasa belum melakukan apa2..tiba2 udh abis gt ajah…merugi sekali ><

Rabbi.. masihkah ada kesempatan beroleh kesempatan luar biasa di Ramadhan taon depan?

haaah..eniwe, met lebaran semuanyaa… maapin aye yaah kalo udh byk salah2 kata, sikap, ma tulisan2 yang mungkin ada yg menyinggung…ya ya yaa πŸ˜€

Mulai dari angka nol yah kawan πŸ™‚

Moga kita termasuk dalam golongan orang2 yang kembali ke fitrah..amiin amin yaa rabbal alamiin πŸ™‚